Sabtu, 09 Maret 2013

Medan Makna


Medan Makna


Medan makna merupakan salah satu kajian dalam ilmu semantik. Chaer (2007:315) menyatakan bahwa medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Pendapat tersebut sama dengan pendapat yang dinyatakan oleh Kridalaksana (2008:151) yang menyatakan bahwa medan makana adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian bidang kehidupan atau realitas dalam alam semesta tertentu dan direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubung.  Pengelompokkan kata-kata berdasarkan medan makna, tergantung pada konsep kebudayaan yang dimiliki masing-masing masyarakat. Umpamanya, istiilah bumbu dapur yang terdiri dari cabe, bawang merah, bawang bombay, bawang putih, merica, dan lain-lain. Begitu juga dengan istilah pelayaran, kekerabatan, warna atau apapun di dunia ini.

Menurut KBBI medan berarti ‘lingkungan, luas’ sedangkan makna berarti ‘maksud, pengertian arti’. Dapat disimpulkan bahwa sama halnya dengan pendapat Chaer dan Kridalaksana bahwa medan makna itu adalah makna atau arti dari seperangkat unsur yang ada dalam lingkungannya. Misalnya: dalam lingkungan kekerabatan ada istilah adik, kakak, ibu, bapak, kakek, nenek, paman, tante dalan lainnya, yang menandakan istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda dalam satu lingkungan tersebut. Adik bermakna ibu bermakna wanita yang telah bersuami, atau wanita yang telah melahirkan kita.

Dalam hubungannya dengan medan makna  Nida dalam Pateda (2001:225) mengatakan bahwa sekelompok makna pada dasarnya terdiri dari berbagai semantik tertentu yang mana unsur semantiknya hanya terdiri dari makna yang memiliki komponen semantik umum yang meliputi: bagaimana hubungan makna dalam medan makna yang sama; bagaimana luas dan sempitnya hubungan tersebut; dan pada tingkat apa dan seperti apa struktur  hirarkinya dapat berfungsi, itu semua bergantung pada keseluruhan struktur semantik yang ada dalam suatu bahasa. Umpamanya: istilah perlengkapan kelas yang terdiri dari papan tulis, meja, kursi, infokus, spidol, penghapus papan tulis, dan lain-lain. Hal tersebut membuktikan bahwa seluruh alat tersebut di atas  merupakan satu medan makna yaitu medan alat perlengkapan kelas.  

Dalam medan makna terdapat anggota-anggota yang lazimnya disebut hiponimi. Kata hiponimi berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu onoma  yang berarti ‘nama’  dan hypo berarti ‘di bawah’.  Jadi secara harfiah Chaer (2002:98) menyatakan bahwa hiponimi berarti nama yang termasuk dibawah nama lain. Chaer (2007: 305)  menyatakan bahwa hiponim ialah hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercangkup dalam makna bentuk lain. Misalnya kata merpati  merupakan hiponim terhadap kata burung. Sebab kata merpati berada atau termasuk dalam makna kata burung. sama halnya dengan pendapat Chaer, Sudirdja dan Fatah Yasin (2007:48) menyatakan bahwa hiponimi adalah ungkapan-ungkapan (kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain.

Kata-kata yang berada dalam satu medan makna berdasarkan sifat hubungan semantis dapat digolongkan menjadi golongan/medan kalokasi dan golongan/medan set. Kalokasi merunjuk kepada hubungan sintagmantik karena sifatnya linier. Sedangkan set merunjuk kepada hubungan paradigmatik karena sifatnya yang dapat saling menggantikan. Menurut Parera (2009:63) menyatakan bahwa hubungan sintagmatik adalah hubungan unsur-unsur yang tetap dalam suatu tuturan, sedangkan hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur-unsur bahasa yang sederhana dalam tataran tertentu dalam tuturan lain. Pendapat Parera didukung oleh KBBI yang menyatakan bahwa hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu bahasa atau tuturan yang tersusub secara berurutan, sedangkan hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur bahasa di tingkat tertentu dengan unsur lain diluar tingkat itu yang dapat dipertukarkan. jika dihubungkan dengan sebuah contoh dalam medan makna didapat contoh sebagai berikut:

Adik menangis dimarahi ibu, karena nenek sedang sakit gigi.

Ibu memasak sambal dengan menggunakan cabe, bawang merah. bawang putih, garam, dan penyedap rasa.

Kata-kata di atas merupakan satu kalokasi dalam lingkungan kekerabatan, yaitu kata adik, ibu, dan nenek. sama halnya dengan contoh kedua yang merupakan satu kalokasi dalam perlengkapan bumbu memasak, yaitu kata cabe, bawang merah. bawang putih, garam, dan penyedap rasa.
Sedangkan kata bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, manula atau dingin, sejuk, hangat, panas, terik merupakan satu set karena sifatnya yang paradigmatik.




Daftar Rujukan



Alwi, Hasan, Dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

----------------. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mukhtar, Khalil. 2006. Semantik. Pekanbaru: Cendiki Insani Universitas Riau.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudirdja dan Dedi Fatah Yasin. 2007. Seri Pedoman Materi Bahasa Indonesia SMP dan MTS. Jakarta: Esis.
Tim Pustaka Phoenix. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: PT Pustaka Phoenix.

Kamis, 24 Januari 2013

GEMURUH

Aku merasakan perasaan yang amat dalam. Perasaan yang mereka sebut dengan cinta. Cinta yang selama ini aku hindari. Tatkala gemuruh terasa di hati ini. Gemuruh yang bukan menyakiti pendengaranku, melainkan hatiku. aku mencoba bertahan tak memperdulikan bunyinya. Akan tetapi, apalah dayaku semakin keras aku mencoba semakin keras pula gemuruh itu melanda hatiku.

Rabu, 12 Desember 2012

Tugas Statistik ( Modul 5 )

Modul 5 1. Kuartil dapat dikatakan dengan … a. Ukuran perempatan b. Ukuran pertigaan c. Ukuran persimpangan d. Ukuran persepuluh e. Ukuran keganjilan Jawaban : a 2. Ukuran persepuluh disebut… a. Kuartil b. Persentil c. Desil d. Persentil persepuluh e. Desil persepuluh Jawaban :c 3. Ukuran lokasi yang pembagiannya 1 sampai dengan 99 adalah … a. Persentil b. Desil c. Kuartil d. Data tersebar e. Data berkelompok Jawaban : a 4. Pada data tersebut terdapat nilai 3,3,5,5,5,7,8, tentukan … a. 4 b. 7 c. 5 d. 6 e. 3 Jawaban : a 5. Letak D3= … a. 2,4 b. 3,4 c. 4,4 d. 5,4 e. 1,4 Jawaban : a 6. Arti dari letak k3= 3,75 adalah … a. Nilai k3 terletak antara data ke 3 dan ke 4 b. Nilai k3 terletak pada data ke 3 c. Nilai k3 terletak pada data 4 d. Nilai k3 terletak antara data ke 2 dan 3 e. Nilai k3 terletak pada data ke 5 Jawaban : a 7. Lokasi perseratus disebut … a. Kuartil b. Desil c. Persentil d. Data tersebar e. Data berkelompok Jawaban : c 8. Jarak antara nial data Min dan Max disebut… a. Rentang atau range b. Simpangan baku c. Dispersi d. Persentil e. Kuartil Jawaban : a 9. Rumus dispersi adalah ... a. R = niali min – nilai max b. R = nilai kuartil – niali persentil c. R= nilai max- niali min d. R= niali desil – nilai persentil e. R= nilai persentil – nilai kuartil Jawaban : c 10. Selisih antara niali k3 dengan k1 , disebut… a. RAK b. RAD c. KAR d. DAR e. PAK Jawaban : a 11. Kuardat dari simpangan baku disebut … a. Ukuran dispersi b. Simpangan dispersi c. Rata- rata simpangan d. Dispersi e. Varian Jawaban : d 12. Hitunglah nilai K3: 15 K2: 17 K1:15 Hitunglah rentan antar kuartil … a. 9 b. 8 c. 7 d. 10 e. 12 Jawaban : d 13. Nilai rata-rata atau simpangan disimbokan dengan... a. SR b. R c. RAK d. RS e. S Jawaban : d 14. Simbol untuk simpangan baku suatu sampel adalah... a. s b. σ c. RS d. SR e. KR Jawaban: a 15. σ digunakan untuk menyatakan simbol... a. simpangan baku b. dispersi c. simpangan baku suatu sampe d. simpangan baku suatu popuasi e. simpangan baku suati dispersi jawaban: d

Senin, 24 September 2012

Data Daya Serap Belajar Siswa dalam Menceritakan Hasil Kunjungan/Pengamatan 63, 63, 88, 75, 75, 69, 100, 63, 81, 88, 88, 56, 88, 88, 75, 69, 75, 75, 69, 63, 75, 88, 81, 63, 63, 56, 50, 69, 69, 56, 62, 69, 75, 75, 56, 81, 63, 69, 75, 63, 56, 94, 88, 88. Tentukan Rentan Nilai R= 100 – 50 = 50 Banyak Kelas Interval K= 1 + (3,3 x Log n) = 1 + (3,3 x Log 44) = 1 + (3,3 x 1,6435) = 1 + 5,4236 = 6,4236 = 6 Panjang Kelas P= R/K = 50/6 = 8,33 = 8 Ujung Bawah Ujung Bawah = 50 Data Daya Serap Belajar Siswa dalam Menceritakan Hasil Kunjungan/Pengamatan Hasil Nilai Banyak (fi) xi fi . xi 50 – 54 1 52 52 55 – 59 5 57 285 60 – 64 9 62 558 65 – 69 7 67 469 70 – 74 - - - 75 – 79 9 77 693 80 – 84 3 82 246 85 – 89 8 87 696 90 – 94 1 92 92 95 – 99 - - - 100 – 104 1 102 102 n = 44 3193 xi = (U atas + U bawah)/2 Rata-rata X ¯ = (∑_(i=1)^k▒〖fi.xi〗)/(∑_(i=1)^k▒fi) = 3193/44 = 73,57

Sabtu, 15 September 2012

Data Rekapitulasi Daya Serap Belajar Siswa Dalam Menceritakan Laporan Hasil Kunjungan/Pengamatan NO NILAI JUMLAH SISWA KETERANGAN 1 50 1 2.27 2 56 5 11.36 3 62 9 20.45 4 69 7 15.91 5 75 9 20.45 6 81 3 6.82 7 88 8 18.18 8 94 1 2.27 9 100 1 2.27 JUMLAH 44 100 DIAGRAM BATANG DIAGRAM LINGKARAN

Kamis, 06 September 2012

STATISTIK PENDIDIKAN


Data di bawah ini, saya peroleh dari skripsi Lismawarni, salah satu mahasiswi UIR pada angkatan 2005. Data ini saya ambil untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik Pendidikan.
Judul Skripsi
Peningkatan Kemampuan Menceritakan Hasil Pengamatan Kunjungan dengan Metode Inquiry Training Siswa Kelas V SD Negeri 018 Bukit Raya Kota Pekanbaru.
Subjek Penelitian
Siswa kelas V SD Negeri 018 Bukit Raya Kota Pekanbaru. Jumlah siswa pada kelas VB ini berjumlah 44 siswa, yang terdiri dari 23 orang siswa laki-laki dan 21 orang siswa perempuan.
metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif.
Data Daya Serap Belajar Siswa Dalam Menceritakan Laporan Hasil Kunjungan/Pengamatan Pada Siklus I Pertemuan Kedua.
NAMA SISWA
ASPEK YANG DINILAI
SKOR NILAI
LAFAL
KERUNTUTAN
KETEPATAN
INTONASI
Mela Ramayanti
3
4
2
1
62,5
Egi Pratama
2
3
3
2
62,5
Kristin Natalia
4
4
3
3
87,5
Qodurrahman
3
3
3
3
75
Agil Afarizi
4
3
3
2
75
Pandangan S.
3
3
3
2
68,75
Anisa Fitri
4
4
4
4
100
Afika Vany
2
3
3
2
62,5
Dini Rahmadhani
3
4
4
2
81,25
Dandi Kurniawan
3
4
4
3
87,5
Irma Ariani
4
4
3
3
87,5
Irfan Afandi
3
2
2
2
56,25
M. Ismail
3
4
4
3
87,5
Raditya Pradiva
3
4
4
3
87,5
Ramadani
3
3
3
3
75
Adrila Andria
2
3
3
3
68,75
Andika Ramadhan
4
2
3
3
75
Arif Ramadhan
3
3
3
3
75
Asdelina Ritonga
2
3
3
3
68,75
Claudea Yustika
4
2
2
2
62,5
Mahatma Reza
3
3
3
3
75
M.Dean Arissandi
3
4
3
4
87,5
M. Rasyid
3
4
4
2
81,25
Agung Laksana
2
4
3
1
62,5
Salsabila R.
3
3
3
1
62,5
Delviani
2
3
3
1
56,25
Bayu Saputra
2
3
1
2
50
Mira Santika
3
3
3
2
68,75
Nursidayanti
3
3
3
2
68,75
Jhon Wedi
2
3
2
2
56,25
Novitri Erlinda
3
2
3
2
62,5
Popi Safitri
3
2
4
2
68,75
Apriyola Sonur
3
2
4
3
75
Fitra Nurzolio
3
3
2
4
75
Faregah Kuliev
3
2
1
3
56,25
Putra Pandewa
3
3
4
3
62,5
Gilbert Sandi
3
2
3
2
62,5
Diki Wahyudi
3
3
3
2
68,75
Rendi Kurniawan
3
3
3
3
75
Meliana Afrinda
3
2
3
2
62,5
Lia Ayu
3
2
2
2
56,25
Ade M. Rais
4
4
4
3
93,75
Febriola Vanisa
4
3
3
4
87,5
Sathiya W.
3
4
4
3
87,5
JUMLAH
132
135
133
110
3187,41
RATA-RATA




72,44
KKM




74

Berdasarkan tabel, 7 dari 44 orang siswa yang memperoleh nilai sangat baik 2 orang, siswa yang mendapat nilai tinggi 19 orang siswa yang memperoleh nilai sedang 17 orang dan siswa yang memperoleh nilai rendah 6 orang.