Medan Makna
Medan
makna merupakan salah satu kajian dalam ilmu semantik. Chaer (2007:315)
menyatakan bahwa medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya
saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau
realitas dalam alam semesta tertentu. Pendapat tersebut sama dengan pendapat
yang dinyatakan oleh Kridalaksana (2008:151) yang menyatakan bahwa medan makana
adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian bidang
kehidupan atau realitas dalam alam semesta tertentu dan direalisasikan oleh
seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubung. Pengelompokkan
kata-kata berdasarkan medan makna, tergantung pada konsep kebudayaan yang
dimiliki masing-masing masyarakat. Umpamanya, istiilah bumbu dapur yang terdiri
dari cabe, bawang merah, bawang bombay, bawang putih, merica, dan lain-lain.
Begitu juga dengan istilah pelayaran, kekerabatan, warna atau apapun di dunia
ini.
Menurut
KBBI medan berarti ‘lingkungan, luas’ sedangkan makna berarti ‘maksud,
pengertian arti’. Dapat disimpulkan bahwa sama halnya dengan pendapat Chaer dan Kridalaksana bahwa medan makna itu adalah makna atau arti dari seperangkat
unsur yang ada dalam lingkungannya. Misalnya: dalam lingkungan kekerabatan ada
istilah adik, kakak, ibu, bapak, kakek, nenek, paman, tante dalan lainnya, yang
menandakan istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda dalam satu
lingkungan tersebut. Adik bermakna ibu bermakna wanita yang telah bersuami,
atau wanita yang telah melahirkan kita.
Dalam
hubungannya dengan medan makna Nida dalam Pateda (2001:225)
mengatakan bahwa sekelompok makna pada dasarnya terdiri dari berbagai semantik
tertentu yang mana unsur semantiknya hanya terdiri dari makna yang memiliki
komponen semantik umum yang meliputi: bagaimana hubungan makna dalam medan
makna yang sama; bagaimana luas dan sempitnya hubungan tersebut; dan pada
tingkat apa dan seperti apa struktur hirarkinya dapat berfungsi, itu
semua bergantung pada keseluruhan struktur semantik yang ada dalam suatu
bahasa. Umpamanya: istilah perlengkapan kelas yang terdiri dari papan tulis,
meja, kursi, infokus, spidol, penghapus papan tulis, dan lain-lain. Hal
tersebut membuktikan bahwa seluruh alat tersebut di atas merupakan
satu medan makna yaitu medan alat perlengkapan kelas.
Dalam
medan makna terdapat anggota-anggota yang lazimnya disebut hiponimi. Kata
hiponimi berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu onoma yang
berarti ‘nama’ dan hypo berarti ‘di
bawah’. Jadi secara harfiah Chaer (2002:98) menyatakan bahwa
hiponimi berarti nama yang termasuk dibawah nama lain. Chaer (2007:
305) menyatakan bahwa hiponim ialah hubungan semantik antara sebuah
bentuk ujaran yang maknanya tercangkup dalam makna bentuk lain. Misalnya kata
merpati merupakan hiponim terhadap kata burung. Sebab kata merpati
berada atau termasuk dalam makna kata burung. sama halnya dengan pendapat
Chaer, Sudirdja dan Fatah Yasin (2007:48) menyatakan bahwa hiponimi adalah
ungkapan-ungkapan (kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan
bagian dari makna suatu ungkapan lain.
Kata-kata
yang berada dalam satu medan makna berdasarkan sifat hubungan semantis dapat
digolongkan menjadi golongan/medan kalokasi dan golongan/medan set. Kalokasi
merunjuk kepada hubungan sintagmantik karena sifatnya linier. Sedangkan set
merunjuk kepada hubungan paradigmatik karena sifatnya yang dapat saling
menggantikan. Menurut Parera (2009:63) menyatakan bahwa hubungan sintagmatik adalah
hubungan unsur-unsur yang tetap dalam suatu tuturan, sedangkan hubungan
paradigmatik adalah hubungan unsur-unsur bahasa yang sederhana dalam tataran
tertentu dalam tuturan lain. Pendapat Parera didukung oleh KBBI yang menyatakan
bahwa hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat
dalam suatu bahasa atau tuturan yang tersusub secara berurutan, sedangkan
hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur bahasa di tingkat tertentu dengan
unsur lain diluar tingkat itu yang dapat dipertukarkan. jika dihubungkan dengan
sebuah contoh dalam medan makna didapat contoh sebagai berikut:
Adik menangis dimarahi ibu, karena nenek sedang sakit gigi.
Ibu memasak sambal dengan menggunakan cabe, bawang merah. bawang putih, garam, dan penyedap rasa.
Kata-kata di atas merupakan satu kalokasi dalam lingkungan kekerabatan, yaitu kata adik, ibu, dan nenek. sama halnya dengan contoh kedua yang merupakan satu kalokasi dalam perlengkapan bumbu memasak, yaitu kata cabe, bawang merah. bawang putih, garam, dan penyedap rasa.
Daftar
Rujukan
Alwi, Hasan, Dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
----------------. 2007. Linguistik
Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Keempat. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik.
Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Mukhtar,
Khalil. 2006. Semantik. Pekanbaru:
Cendiki Insani Universitas Riau.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Sudirdja dan Dedi Fatah Yasin. 2007. Seri Pedoman Materi Bahasa Indonesia SMP dan MTS. Jakarta: Esis.
Tim Pustaka Phoenix. 2010. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Baru. Jakarta: PT Pustaka Phoenix.